Pekanbaru (ANTARA) – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Zul Ikram mengatakan, sekolah tatap muka terbatas tingkat SMA/SMK atau sederajat dimulai Rabu (8/9), dan seluruh kabupaten/kota di Riau telah menerapkan sesuai status level Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Penerapan sekolah tatap muka terbatas itu, dilaksanakan sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, dimasa pandemi COVID-19 dan persetujuan tim Satgas COVID-19 kabupaten dan kota,” kata Zul Ikram, kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu.
Dia mengatakan, untuk tahap awal sesuai dengan penerapan level PPKM di seluruh daerah masih berada di level 3. Untuk itu sekolah secara bertahap memulai dengan 50 persen kehadiran siswa setiap kelasnya.
Menurut dia, setiap hari sekolah mengatur jadwal belajar, jika melebihi kuota maka sekolah menggunakan sistem shift, atau ada yang masuk pagi dan siang, sesuai jumlah hari dalam seminggu. Untuk tahap awal ini, dimulai 50 persen disesuaikan dengan jumlah kelas dan jumlah siswanya.
“Jika satu kelas jumlah siswanya 50 tentu yang masuk 25 siswa. Selama pembelajaran siswa, maka siswa menjaga jarak, siswa wajib menggunakan masker, dan mencuci tangan sebelum masuk sedangkan jumlah pelajaran juga dibatasi selama dua jam,” katanya.
Menurut dia, pihaknya telah membuat tiga pola proses belajar mengajar ditengah masa pandemi COVID-19, termasuk memberikan pilihan bagi orangtua, bisa mengizinkan anaknya sekolah tatap muka, atau tetap belajar daring dengan tugas-tugas yang diberikan oleh pihak sekolah.
“Dinas pendidikan memberikan proses belajar dengan pola, belajar jarak jauh dan tatap muka terbatas. Siswa bisa menjalankan dengan pola satu atau pola dua. Lalu dari pihak sekolah memberikan opsi juga kepada anak-anak melalui orangtua. Pihak sekolah berhak meminta persetujuan orang tua apakah memilih daring atau tatap muka terbatas,” katanya.
Kepala Sekolah SMA Negeri I Pekanbaru, Dr. Wan Roswita, M.Pd, mengatakan penerapan sekolah tatap muka terbatas ini sekaligus menjawab kerinduan anak-anak dan tenaga pengajar untuk dapat belajar secara langsung di dalam kelas. Anak-anak dapat bertemu satu sama lain dan dengan guru serta dapat berinteraksi di dunia nyata.
Lama belajar di sekolah –diterapkan serentak kelas X, XI dan XII pada dua sesi itu, diharapkan akan berubah dari yang sekarang hanya 2×60 menit menjadi kembali normal yaitu 1 jam pelajaran berdurasi 45 menit.
“Belajar tatap muka terbatas ini, tentu diterapkan dengan peraturan yang berlaku di masa transisi menjelang masuk dalam kehidupan new normal. Suasana sekolah menjadi hidup kembali dan kelas dapat kehangatan dari tubuh manusia,” katanya.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan belajar tatap muka dapat berkesinambungan sampai waktu berakhirnya semester bahkan diharapkan sampai akhir tahun pelajaran 2021/2022. Ini harapan kita bersama, dan alhamdulillah guru-guru dan pegawai pada umumnya sudah divaksin. Anak-anak untuk saat ini cara belajarnya masih kombinasi antara luring dan daring,” katanya.
Wali Kelas XI MIA 4, Diana Eka Putri,S.Si menyebutkan, dengan dimulainya sekolah tatap muka terbatas ini SMAN 1 Pekanbaru telah melakukan persiapan dari sarana dan prasarana sesuai prokes, dan melibatkan beberapa siswa untuk mempersiapkan kelas. Penerapan sekolah ini dibagi dua sesi dengan jumlah pelajar 50 persen pada sesi 1 dimulai pukul 07.30-09.30 WIB, dan pukul 10.30-12.30 WIB untuk sesi kedua bagi 50 persen siswa lainya.
“Disamping membawa bekal makanan dari rumah, siswa juga diwajibkan membawa alat tulis masing-masing, handsanitizer dan wajib memakai masker. Sebelum memulai proses belajar siswa dicek suhu tubuh dengan thermo gun oleh Satgas COVID-19 sekolah, siswa mencuci tangan, dan mereka selalu diingatkan untuk mematuhi prokes,” katanya.
“Siswa sangat antusias mengikuti proses belajar tatap muka ini, dan mudah-mudahan belajar TMTB ini bisa berlanjut untuk seterusnya dan siswa bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan dengan maksimal,” katanya.
Pelajar kelas XI MIA 4, yakni Putri Elitiyani, Naifah Anindya, dan Mutia menyatakan gembira mengikuti proses belajar tatap muka ini, karena hampir dua tahun belajar di rumah secara daring saja.
“Pernah seminggu lamanya kami belajar tatap muka di kelas X, dan setelah itu belajar daring karena pandemi COVID-19. Alhamdulillah senang bisa belajar normal seperti ini. Bisa jumpa teman-teman sekelas lagi dan para guru,” kata Putri, juga dinyatakan Mutia dan Naifah.
Beri Komentar